Sabtu, 31 Oktober 2009

Kado untuk Sahabat

27 Oktober 2009

Di sore hari yang basah oleh hujan, kaki-kaki mungil dengan lincah mengayuh sepeda menembus jalanan becek. Rona merah dipipi gadis itu menampakkan sesungguhnya ia tengah bahagia. Senyum terus ia tebarkan sepanjang kayuhan sepedanya. Gerimis tak ia hiraukan, dia hanya ingin segera tiba ditoko itu. Dibahunya tergantung tas kecil berisi recehan. Hujan tiba2 turun dgn sangat lebat, untunglah gadis itu sudah sampai ditempat tujuannya. Bergegas ia masuk, sambil mengelap peluh dikeningnya. Sambil menunjuk sebuah saputangan putih yg terlipat rapi dietalase ia berseru "tolong bungkuskan saputangan itu untukku, ini uangnya.." dikeluarkannya recehan dari tas mungilnya yg basah. Tak lama gadis itu keluar dari toko sambil memeluk erat bungkusan berisi saputangan tadi. Hujan masih turun, tapi hanya gerimis. Bergegas ia menuju sepedanya, mengayuhnya kembali kerumah, lagi lagi menembus gerimis.

Ketika sampai dirumah, si gadis langsung menyambar kertas kado, membungkus saputangan putih yg tadi dibelinya. Diselipkannya secarik kertas bertuliskan "biarkan aku saja yang menghapus peluhmu, selalu". Kado cantik berwarna biru, sederhana sekali. Gadis itu tersenyum puas melihat hasil karyanya, lalu ia membereskan pecahan celengan ayam yang masih berserakan disudut kamarnya. Uangnya hanya tersisa sedikit untuk ia belikan lagi celengan baru besok. Mata gadis itu nanar, menatap senja dikejauhan. Tak sabar menunggu esok tiba. Entahlah ia begitu bersemangat tadi, tapi kali ini tiba-tiba fikirannya kosong.

Besok... Ya besok ulang tahun sahabatnya. Sahabat terbaik yg senantiasa menemani hari harinya. Sahabat yang tahu benar isi hatinya. Sahabat yang mengerti kapan menjadi teman, kapan menjadi pahlawan. Sahabat yang tak henti menasihatinya bak ulama tapi tak jarang mengkerasinya seperti pelatih silat. Besok, kado ini akan ia serahkan, tepat diulang tahun sahabatnya itu, tepat dihari keberangkatannya kenegri lain, tepat diwaktu yang menurutnya akan mengubah hari hari cerianya... Ia berujar lirih "terima kasih telah menemani hari hariku...". Malam menghapus senja. Si gadis tertidur disamping kado biru, tersenyum menunggu esok hari, meski ia tahu esok pertemuan terakhir, esok mungkin saja tak akan pernah terjadi.

28 Oktober 2009 menjadi hari yang tak terlupakan...

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails