Apa yang hendak kau perbuat ketika kesunyian menjadi satu-satunya yang menemanimu saat ini?
Memecah kesunyian?
Mencari teman berbagi?
atau malah menikmati kesunyian itu?
Jika pertanyaan itu ditujukan untukku, aku akan dengan senang hati menjawab bahwa aku akan bersahabat dengannya. Karena seorang sahabat akan dengan setia menemani, mendengarkan keluh kesah, ikut bersorak ketika kita bergembira, ikut tersedu ketika kita menangis.
Bagaimana mungkin bersahabat dengan sepi?
Ia memang tidak memiliki bahasa yang bisa dimengerti, tetapi ia punya telinga yang senantiasa siap mendengarkan. Ia tidak bisa diajak berbagi, tapi ia punya kapasitas ruang teramat besar yang siap menampung segala cerita.
Bukankan itu artinya kau hanya 'memberi' tanpa "menerima"?
Itulah sejatinya, tapi ada sesuatu yang membuatku tetap menjalaninya. Ketika aku berteman sepi, aku dibuatnya selalu berfikir tentang segala hal. Ini tentu saja akan menambah saldo dalam rekening emosiku *maaf, ini pinjam istilah seseorang*. Aku akan dibiarkan berfikir dan terus berfikir.. dan yeah... aku yakin aku akan semakin pintar & kuat saja...
Kekuatan menikmati sesunyian tidak didapat dengan mudah, perlu latihan dan terus berlatih. Meski terkadang kelemahan mendominasi, kemampuan mengatasi dan mengalahkan kelemahan itu justru akan menambah kapasitas kekuatan dalam diri.
Pun ketika dipaksa untuk berfikir dan terus berfikir, akan muncul pemahaman baru, teori baru, ilmu baru. Bukankah itu membuat kita lebih pintar, lebih bijak dan tentu saja lebih siap menghadapi resiko terburuk.
*million thanks to my open source untuk segala pencerahannya :D*
Minggu, 03 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar