
Setelah sempat terombang ambing dan terkatung-katung, aku berhenti di satu titik, tentang kebahagiaan. Mengapa di titik ini? Semua orang tanpa kecuali tentu saja mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Banyak cara ditempuh untuk meraih hidup bahagia, dan banyak versi yang berkembang mengenai hidup bahagia.
Definisi tentu saja hampir serupa tapi ternyata gak sama lho! Mengutip dari wikipedia, kebahagiaan adalah keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kepuasan, cinta, kepuasan dan kesenangan. Ada juga diantaranya yang merasa bahagia ketika orang lain bahagia karenanya.
Ternyata bahagia itu ada harganya lho! Contoh paling dekat ada disekeliling kita... atau mungkin terjadi pada diri kita. Mungkin sebagian dari kita merasa bahagia ketika orang lain menganggap kita bahagia dengan segala perolehan kita. Bahkan kita tidak segan mengeluarkan uang untuk 'menampakkan' keberadaan kita. Handphone tercanggih dan teranyar kita punya, pakaian, tas dan sepatu yang dipakai keluaran merk ternama. Kendaraan pun sebisa mungkin yang terbaru. Padahal dibalik 'kebahagiaan' itu ada penderitaan yang tidak kita tampakkan pada orang lain. Sengaja kita sembunyikan.
Hayooo jujur... handphone tercanggih kita itu kita beli karena kita sudah memiliki uang yang cukup untuk membelinya atau kita paksakan membelinya demi sebuah prestise dengan menyicil misalnya? hehehe... Atau tas, pakaian, sepatu kita... Tidak jarang lho barang-barang itu kita beli dengan membengkakkan tagihan kartu kredit kita yang bayarnya pun hanya sanggup minimum payment saja.
Jujurnya, saya akan tunjuk tangan dengan ikhlas. Iya, sejujurnya saya pernah melakukan dan berada di posisi seperti itu. Rasanya saya sangat tidak pede kalau orang lain melihat saya apa adanya. Saya coba tutupi dengan segala "keberadaan yang dipaksakan" supaya saya bahagia. Memang, orang lain kemudian melihat dan menganggap saya hebat, padahal mereka tidak tahu bagaimana perderitaan saya dibalik ini semua.
Lalu, mungkin ini titik balik atau pencerahan yang dikirim Tuhan untuk saya. Suatu ketika saya bertemu seseorang yang begitu santai dan terlihat bahagia dengan dirinya apa adanya. Tidak ditutupi, tidak dipaksakan, semuanya begitu natural. Kalimat menakjubkan meluncur dari mulutnya "Bahagia itu adalah ketika orang lain bahagia karena kita. Mungkin orang lain mengeluarkan banyak uang untuk menampakkan kebahagiaannya. Tapi saya, tak perlu banyak uang, tak perlu identitas, tak perlu label ataupun 'pembungkus' lainnya. Cukup uang ini segini saja *sambil mengeluarkan selembar uang Rp. 5000* dan saya berikan kepada seorang pengemis untuk dibelikan makanan untuknya. Dia bahagia, dan saya jaauuhh lebih bahagia daripada pengemis itu karena melihatnya bahagia bisa membeli makanan untuknya saat itu"
Saya malu... sementara saya mati-matian mengeluarkan uang untuk kebahagiaan saya sendiri, tidak peduli cara apa yang saya ambil untuk mendapatkannya, sementara masih banyak orang yang untuk menikmati bahagianya bisa membeli makanan saja begitu penuh perjuangan.
Ternyata kebahagiaan itu bukanlah dari "tampak luar", tapi bagaimana kita bersyukur dengan apa yang ada kita punyai, tanpa perlu 'pembungkus'. Anda sendiri, berapa harga kebahagiaan anda?
0 komentar:
Posting Komentar